Rabu, 20 Februari 2013

Capek

Saya Capek menjadi bodoh, rela menunggu untuk orang itu. Bengong doang atau ngegame gajelas. Nggak makan, nggak enak hati. Cuma demi nemenin seseorang yang udah jahat. Mau curhat ke teman, eh pada pergi semua. Sibuk dengan urusan masing-masing. Andaikan kemaren ada tamtam, pasti aku bisa pulang ke kos dan mengerjakan pekerjaan lain. Selalu disaat aku merasa sendiri kayak gini pas banget nggak sama tamtam :(
Cuma tamtam yang bisa diandelin dalam situasi kayak gini, diajakin curhat panjang lebar sambil membelah jalanan Jogja. Dan kemaren aku lagi ngerasa nggak punya siapa-siapa, sungkan untuk cerita sama orang tua. Akhirnya pecah juga air mata ini, untuk sesuatu yang nggak penting, nggak berguna. Pedih dan sedih banget, sampe ketiduran gara-gara capek. Nggak sepenuhnya salah orang itu, tapi juga teman-teman yang biasanya buat tempat curhat sedang tidak bisa diganggu gugat. Mungkin semakin kesini aku sadar, sekuat apapun aku berkorban dan berusaha menuruti semua maunya, orang itu tetep nggak akan pernah bisa berubah. Dan aku sadar, semua ini hanya akan menjadi sia-sia. Terima kasih ya Allah, telah menyadarkan aku ke jalan yang benar lagi, mungkin untuk waktu yang dekat, kita sebaiknya berteman saja, mungkin semua akan menjadi lebih baik :)

Jumat, 15 Februari 2013

Tentang Rasa

Baru aja denger lagunya astrid yang "Tentang Rasa". Dan baru aja pulang dari pergi sama dia. Obrolan kita kali ini agak mutu. Tentang hiduplah pokoknya. dan lirik ini mungkin pas,
Tentang cinta yang datang perlahan
Membuatku takut kehilangan
Ku titipkan cahaya terang
Tak padam di dera goda dan masa
Liriknya bisa menggambarkan kegalauan kami. Bukan tentang kami berdua, tapi tentang orang-orang di sekitar kami

Kereta Api

Udah berkali-kali aku naik kereta api, tapi belom pernah cerita kan? Oke, aku mau cerita tentang kereta api. Kereta yang paling sering aku naikin itu kereta prambanan ekspress jurusan jogja-solo atau sebaliknya. Maklum, tiap ada waktu pasti balik buat ketemu ortu (ortu lebih sering ada di solo ketimbang di bali). Lanjut! Jadi, di kereta api kamu bakal nemuin beragam jenis orang, karena prameks termasuk kereta ekonomi dengan perjalanan singkat, semua kalangan sangat mungkin ada disini. Dari mulai rombongan anak sd yang studi tour, orang-orang berkoper yang mau ke bandara adisucipto, anak kuliahan yang mau pulang ke rumah, orang-orang kantoran, sekeluarga (bapak, ibu, anak), sampe remaja-remaja ababil yang cuma mau main antar kota kayak gini. Saking banyaknya yang mau naik kereta ini, nggak jarang kereta bisa sampe penuh banget, sampe orang2 pada berdiri semua. Nggak terkecuali di gerbong khusus wanita. Ya iyalah, kan jumlah cewek di dunia ini lebih banyak dibanding cowok (denger info yang berseliweran). Tapi, walaupun kayak gitu, entah kenapa aku suka dan menganggap naik kereta sendiri itu kayak petualangan. Walaupun cuma sejam, tapi rasanya udah kayak di film sherina jaman kecil dulu. Hahaha. Dan ternyata di dunia ini masih ada orang baik yang suka ngasih tempat duduk buat orang tua ataupun anak kecil atau perempuan. Tapi aku belom bisa kayak gitu, soalnya aku aja butuh tempat duduk juga, daripada pingsan, kan nggak lucu kalo aku sendiri pingsan setelah sok-sokan kuat berdiri sejam. Yang pernah adalah waktu aku muntah di kereta yang lagi penuh sesak. Bener-bener deh, urat malu rasanya udah putus! Bayangkan, aku sendirian (nggak ada yang kenal) di kereta yang penuh sesak dengan manusia, memuntahkan isi perut begitu saja. Tas, celana, jaket, baju kena semua, bahkan hape! Ini semua gara-gara tas kresek yang lama dibuka karena dilipet segitiga hahaha. Akhirnya, aku minta turun di stasiun purwosari (dari jogja, rencana awal di stasiun balapan) dengan berkotor-kotor ria. Tas aku masukin ke kantong kresek kecil, jaket aku balik dan aku iketin nutupin celana. Kertas2 binder difungsikan sebagai tissue buat ngelap muntahan. Astagaaaa, jorok sejorok-joroknya orang! :D